Bagi
Anda yang pernah menonton film “Penghianatan G 30S/PKI” tentu masih
ingat akan sosok panser pengangkut personel Saracen. Panser dengan enam
roda ini begitu kental sebagai ikon di film tersebut, dan memang pada
faktanya panser Saracen buatan Alvis ini punya peran besar dalam masa
revolusi tahun 1965.
Saracen
dikala itu masuk dalam unit Batalyon Kavaleri 7 yang berada dibawah
Komando Kodam V (sekarang Kodam Jayakarta), dimana tugasnya yakni
melindungi keamanan Ibu Kota.
Dari
tugas yang diemban tersebut, maka Saracen aktif berperan dalam
beberapa operasi militer menumpas PKI. Salah satunya digunakan saat
pengepungan Lanud Halim Perdanakusumah. Tapi harus diakui yang sangat
monumental yakni saat Saracen digunakan sebagai kendaraan pengangkut
tujuh peti jenazah pahlawan revolusi pada 5 Oktober 1965 menuju Taman
Makam Pahlawan Kalibata. Bisa dibilang ikon Saracen sebagai kendaraan
pengangkut jenazah pahlawan revolusi sangat mengena hingga saat ini.
Walau banyak yang tak kenal nama sosok panser ini, tapi desain Saracen
amat dikenali oleh khalayak di Tanah Air.
Saracen
sendiri didatangkan pada era 60-an untuk membangun satuan kavaleri
TNI-AD. Saracen dibeli dari Inggris dan mulai diproduksi oleh Alvis
mulai tahun 1952. Dari segi usia, Saracen sudah termasuk sepuh, rentang
usia panser ini di Indonesia sudah lebih dari 44 tahun. Tapi biar
sepuh, unit kavaleri TNI-AD, khususnya di Kostrad masih menjagokan
Saracen sampai saat ini. Tentu ada banyak modifikasi agar Saracen tetap
bertahan sesuai tuntutan zaman. Diantaranya seperti mengganti dari
mesin bensin ke mesin diesel, tiap roda dibekali peredam kejut,
kelengkapan sistem pendingin kabin dan pastinya rodanya berkemampuan all whell drive.
Bahkan saat melihat Saracen di HUT ABRI tahun 1995, terlihat panser
ini sudah dilengkapi winch untuk menarik kendaraan di medan off road.
TNI-AD
diperkirakan memiliki sekitar 60 unit Saracen, satu diantaranya bisa
Anda lihat sebagai etalase di museum Lubang Buaya, Jakarta. Sesuai
rancangannnya sebagai panser ringan, Saracen hanya dibekali senjata
ringan. Satu pada kubah aktif bagian depan dan sebuah lagi di belakang (ring mount). Pilihan senjata mulai dari FN MAG GPMG (General Purpose Machine Gun) atau browning, yang jelas semuanya berkaliber 7,62 mm. Untuk sistem komunikasi, dilengkapi satu unit radio PRC-64 multi frekuensi.
Selain
digunakan Kostrad, beberapa unit Saracen juga disebar untuk memperkuat
satuan kavaleri di tingkat Kodam. Dengan rentang pengabdian yang
demikian panjang, wajar bila Saracen punya banyak tanda jasa untuk
operasi militer. Terakhir Saracen digunakan dalam operasi militer
penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) beberapa tahun lalu.
Di
negeri asalnya, Inggris. Saracen sampai tahun 80-an masih digunakan
dalam operasi keamanan di kawasanIrlandia utara. Polisi Amerika
Serikat pun nyatanya sampai saat ini juga masih kesemsem dengan
Saracen, buktinya panser ini digunakan tim elit SWAT sebagai kendaraan
penyerbu. Saking populernya, Saracen juga sempat ditampilkan dalam film
Judge Dredd di tahun 1995. Saracen mempunya banyak varian, tapi
utamanya terdiri dari tiga tipe, yakni Armoured Command Vehicle (ACV) yang dilengkapi ekstra radio dan roof mount. Kemudian ada Amoured Command Post (ACP) yang dilengkapi awning kanvas dan generator mini. Dan terakhir, versi Armoured Ambulance.Kedepan rencana penggantian armada panser Saracen mulai di gantikan dengan ranpur Anoa buatan dalam negeri. KSAD
menyatakan mendukung dan akan berkomitmen untuk menggunakan produk
dalam negeri untuk alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) sesuai
arahan dan instruksi Presiden RI.